Jakarta, Kurenah.com – Guru para ulama Nusantara, Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi, nyaris tak tertandingi. Kisah hidupnya ditulis dengan manis dalam sebuah novel biografi.
Karya Khairul Jasmi ini, segera masuk pasar, pekan ini akan dibuka PO, pembelian sebelum terbit.
“Iya benar, beberapa hari ini akan naik cetak,” kata KJ sapaannya di Padang, Kamis (13/7/2023). Novel biografi ulama besar ini diterbitkan Republika Penerbit. KJ telah menerbitkan beberapa novel biografi ulama Minangkabau di Republika.
KJ, adalah wartawan dan pemimpin redaksi Harian Singgalang, sastrawan dan budayawan di Sumatera Barat. Ia telah menulis banyak buku dan novel.
Tiga di antaranya novel biografi tentang ulama besar Minangkabau, Syekh Sulaiman ar Rasuli, Inyiak Sang Pejuang, Rahmah el Yunusiyyah: Perempuan yang Mendahului Zaman, pendiri sekolah muslimah pertama di Indonesia, Diniyyah Putri, Padang Panjang, Syekh Ibrahim Musa Parabek, Ulama Besar Minangkabau. Terlaris buku Rahmah. Dia juga sudah selesai menulis Rasuna Said.
Menulis Ahmad Khatib, berat
“Novel biografi Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi ini menguras pikiran saya,” jawab KJ ketika ditanya soal karya terbarunya itu.
Bahkan, kata dia, mungkin seberat disertasi, mengingat ia mesti membaca seonggok tinggi buku, yang selama ini nyaris tak dia sentuh bahkan ada yang baru dibeli.
“Saya mencari ke sana kemari, bertanya kepada banyak sarjana Islam dan ulama, bahkan saya bertanya sampai ke Mekkah dan Madinah serta Jeddah,” ujar KJ.
Ahmad Khatib adalah guru para ulama Nusantara, ia bermukim di Mekkah. Asalnya dari Koto Tuo, Balai Gurah, Ampek Angkek Canduang, Agam Sumbar. Muridnya hampir semua ulama besar Nusantara, seperti pendiri Muhammadiyah Kiyai Ahmad Dahlan yang pahlawan nasional itu. Pendiri NU, juga pahlawan nasional Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari, Syekh Dr Karim Amrullah ayahnya Hamka, Syekh Sulaiman Arrasuli, Syekh Ibrahim Musa dan H. Agus Salim serta sederetan panjang nama lainnya.
Buku setebal 339+ xii halaman ini, merupakan buku pertama KJ untuk 2023. “Insya Allah setelah ini Rasuna Said,” kata dia. (*)