Painan, Kurenah.com – Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Pesisir Selatan, Sumatera Barat, Devitra bungkam ketika dikonfirmasi terkait revitalisasi drainase Kota Painan.
Padahal ketersediaan drainase kota yang mumpuni sesudah menjadi kebutuhan bagi bagi masyarakat sekitar, mengingat daya tampung dan daya dukung drainase saat ini sudah tidak memadai lagi, seiring semakin padatnya kawasan ibu kota kabupaten itu.
“Ini sangat mengganggu aktivitas kami, apalagi drainase banyak yang sudah tidak berfungsi,” ujar Anton, (36), warga setempat.
Sebelumnya Devitra juga enggan ditanyai soal program kerja perangkat daerah yang dinahkodainya itu, dengan berbagai alasan untuk mengelak. Sementara publik berhak mengetahui setiap informasi yang dibiayai dengan uang publik.
Anton melanjutkan ketersediaan drainase kota yang mumpuni seharusnya sudah menjadi perhatian serius pemerintah kabupaten sejak dini, karena banjir sudah menjadi persoalan serius bagi masyarakat sekitar.
Selain itu jika kegiatannya terus ditunda, biaya revitalisasi tentu akan semakin mahal, seiring peningkatan harga satuan bahan bangunan, material lainnya dan standar pengupahan.
“Dalam hal ini pemerintah kabupaten seharusnya tidak bisa beralaaan anggaran terbatas atau anggaran minim, karena ini adalah kebutuhan rakyat,” tegasnya.
Dirinya khawatir kondisi seperti itu secara bertahap bakal mengganggu aktivitas warga, bahkan mulai berdampak serius di beberapa titik seperti kawasan SD 08 Painan.
Kawasan Rawang, sekitar kawasan kantor bupati depan SMK 1 Painan, Painan Timur. Sekitar kawasan Rumah Sakit Umum Daerah Painan. (ron)