Minat Baca Buku Cetak Rendah, Toko Buku Merugi, Gunung Agung PHK Massal

Minat Baca Buku Cetak Rendah, Toko Buku Merugi, Gunung Agung PHK Massal
Anggota DPR RI, Lisda Hendrajoni.

Painan, Kurenah.com – Anggota Komisi X DPR RI Lisda Hendrajoni, meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melakuan riset angka minat baca masyarakat Indonesia melalui market place, ataupun membaca buku yang diterbitikan secara digital.

“Kita minta Kemendikbud melakukan riset persentasi masyarakat yang membeli buku secara online melalui market place, ataupun membaca buku yang diterbitkan secara digital,” ujar Lisda.

Srikandi Partai Nasdem ini menilai, itu perlu dilakukan sebab saat ini indikator minat baca masyarakat adalah membaca buku cetak. Sehingga perlu ada penelitian tentang minat baca bahkan minat menonton.

“Kita belum mendapatkan data berapa banyak masyarakat yang membeli buku secara online di market place atau membaca buku yang diterbitkan secara digital. Sedangkan yang menjadi indikator minat baca saat ini adalah buku cetak, dan faktanya itupun masih rendah,” jelasnya.

Baca Juga  Bagikan Seragam Sekolah, Bupati Solok Selatan Terus Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selain itu menurut Lisda, ini juga merujuk kepada laporan keuangan sejumlah toko buku yang mengaku merugi akibat turunnya penjualan dalam kurun beberapa tahun terakhir. Bahkan Toko Buku Gunung Agung yang cukup legendaris beberapa waktu lalu melakukan PHK secara massal bagi ratusan pegawainya.

“Jadi selain mengetahui minat baca masyarakat, riset tersebut juga dapat mengetahui sejauh mana perkembangan penjualan buku secara digital melalui market place. Tentunya ini juga berkaitan dengan penjualan buku di toko,” sambungnya.

Riset ini diharapkan dapat sebagai tolak ukur bagi pemerintah untuk kedepan terkait toko buku ataupun perkembangan market place buku di Indonesia.

Baca Juga  Peringkat Universitas Swasta Terbaik di Indonesia Versi THE AUR 2023, Binus Posisi Teratas

“Dengan adanya riset, ke depan ini bisa menjadi tolak ukur bagi pemerintah, dan memberikan solusi bagi toko buku ataupun perkembangan market place di Indonesia,” pungkasnya. (ind)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *