Menteri Pertanian Puji Bawang Merah Solok, Dalam 2 Tahun Berhasil Saingi Jawa

Menteri Pertanian Puji Bawang Merah Solok, Dalam 2 Tahun Berhasil Saingi Jawa
Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi, dan Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, panen bawang merah di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembang Gumanti, Kabupaten Solok.

Solok, Kurenah.com – Menteri Pertanian (Mentan) RI, Syahrul Yasin Limpo puji perkembangan pertanian holtikultura di Sumbar, dalam 2 tahun berhasil saingi jumlah produksi Petani Pulau Jawa.

“Saya kagum dengan langkah agresif pak gubernur dan bupati dalam mendorong petani mengoptimalisasi lahan. Langkah itu begitu cepat, dalam 2 tahun Sumbar bisa mengimbangi jumlah produksi petani di Jawa,” ungkap Mentan RI.

Ia menyebut, hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian untuk membangun dan memperkuat sentra baru di luar Pulau Jawa guna memenuhi kebutuhan nasional.

“Saya bersama pak gubernur dan bupati hadirkan konsepsi integrated farming. Jadi macam-macam jenis komodoti pertanian kita dorong ada dalam satu kawasan konsepsi yang tertata. Ini sangat dibutuhkan, tidak hanya Sumatera Barat, tapi juga untuk negara dalam rangka menghadapi climate change, El Nino,” tegas Syahrul Yasin Limpo.

Hal tersebut disampaikan Mentan RI saat bersama Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah dan Bupati Solok, Epyardi Asda meninjau kawasan sentra pengembangan bawang merah nasional di Kabupaten Solok, sekaligus melakukan panen bawang bersama di Nagari Sungai Nanam, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Rabu (14/6/2023).

Baca Juga  Atlet Sea Games Asal Sumbar Ikuti Peringatan Harkitnas di Kantor Gubernur

Menurut Mentan, kegiatan tersebut merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap pengembangan budidaya bawang merah di Indonesia, dalam rangka memastikan ketersediaan dalam negeri. Sehingga kebutuhan bawang merah di tengah ancaman El Nino atau perubahan iklim global menjadi tetap aman.

Ia menegaskan, panen ini memberikan harapan besar bagi ketersediaan bawang merah Indonesia yang biasanya selalu terjadi kelangkaan pada saat-saat menjelang hari besar keagamaan.

Sementara itu, Gubernur Sumbar, Mahyeldi Ansharullah menyebut pihaknya sangat serius dalam mengembangkan sektor pertanian, itu dibuktikan dengan dukungan 10 persen APBD pada setiap tahunnya.

Menurutnya, Kabupaten Solok menjadi salah satu kawasan pengembangan pertanian holtikultura di Sumbar, untuk menyokong kebutuhan lokal dan regional.

“Kami sangat serius dalam pengembangan produk holtikultura di Sumbar, Kabupaten Solok menjadi salah satu daerah yang menjanjikan untuk itu, bahkan hasil dari daerah ini telah mampu memenuhi kebutuhan provinsi tetangga seperti Aceh, Sumut, Riau, Jambi hingga Bengkulu,” ungkap Gubernur Mahyeldi.

Baca Juga  Peringati Hardiknas, Bupati Solok: 'Terimakasih Bapak/ibu Guru'

Ke depan, ia mengatakan Pemprov Sumbar mendorong para petani untuk mulai mengembangkan pertanian organik di beberapa daerah termasuk Kabupaten Solok. Menurutnya, hal itu akan memberikan keuntungan yang lebih besar bagi para petani untuk memperluas pasar, tidak lagi hanya domestik tapi ekspor.

“Selama ini kendala produk pertanian kita tidak bisa menembus pasar internasional karena masih menggunakan pestisida, sehingga tidak bisa diekspor. Akibatnya produk hasil pertanian itu hanya bisa dipasarkan di tingkat lokal dan regional saja, itulah alasan kenapa kita mendorong pengembangan pertanian organik,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *