Agam  

Harga Kayu Manis di Malalak Anjlok, Ditingkat Pengepul Hanya Rp35.000/Kilo

Harga Kulit Manis di Malalak Barat Anjlok, Ditingkat Pengepul Hanya Rp35.000/Kilo
Mahasiswa/i KKN PPM Unand membantu warga membuka kayu manis bersama orangtua angkat.

Malalak, Kurenah.com – Kayu manis merupakan komoditas unggulan di Malalak Barat, Agam, Sumatera Barat, terkhusus di Jorong Bantiang Selatan.

Sebagian besar masyarakat di nagari ini berprofesi sebagai petani kayu manis, dan sisanya ada yang menjadi guru, pejabat wali nagari, pengusaha kedai kopi dan lain-lainya.

Kayu manis yang dapat dikupas kulitnya merupakan kayu manis yang telah kering, setelah melewati penjemuran kurang lebih dua hari atau tiga hari, tergantung panasnya cuaca hari tersebut.

Mahasiswa KKN PPM Universitas Andalas yang ketuai oleh Akram Juswara, melakukan rutinitas membuka kayu manis ini bersama orang tua angkat di lokasi posko KKN, Rabu (16/8/2023).

Untuk jadwal membuka kayu manis ini tidak dapat dipastikan, biasanya satu kali dalam tiga hari, masyarakat akan berkegiatan seharian di rumah untuk membuka kayu manis.

Baca Juga  Soal Pencemaran Air Danau Maninjau, Pemkab Agam Harus Full Power

Selain itu mereka pergi ke parak atau kebun kayu manis untuk membersihkan lokasi kebun, mengecek dan merawat pohon dan lain-lain.

Kayu manis yang telah diproses akan dijual kepada pengepul kayu manis dengan kisaran harga Rp35.000 per kilogram, tergantung harga pasaran.

Warga Nagari Malalak Barat, Haikal mengatakan sejak awal tahun kemarin satu kilogram kayu manis dihargakan Rp35.000.

Tahun-tahun sebelumnya bisa Rp60.000, harga tersebut sangat jauh turun drastis daripada tahun-tahun sebelumnya.

Tambahan, butuh waktu kisaran dua puluh tahun untuk menanam pohon kayu manis yang memang layak untuk diambil kulitnya, oleh sebab itu petani juga perlu meregenerasi pohon kayu manis secara berkala.

Widya Eka Putri, mahasiswa tahun ketiga jurusan Agroteknologi mengatakan biasanya ia bersama orangtuanya melakukan kegiatan ini pada malam hari. Jika orangtuanya pulang cepat dari kebun, sore sudah memulainya.

Baca Juga  Bocah Laki-laki Hilang Terbawa Arus Sungai di Nagari Sungai Landia

Sudah selayaknya mahasiswa KKN saling membantu dan bersosialisasi antar masyarakat setempat, jangan sampai mahasiswa-mahasiswi KKN berdiam diri saja tanpa sedikitpun bersosialisasi.

“Anak-anak ingin membantu sekalian belajar, ya saya senang, Alhamdulillah, semoga menjadi pengalaman dan ilmu baru, “ujar Gampo, orang tua di posko KKN Unand. (swa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *