Padang, Kurenah.com – Pemerintah Provinsi Sumatera Barat mendorong perbankan untuk meningkatan akses pembiayaan bagi masyarakat pelosok, sebagai upaya bersama dalam mengentaskan nagari tertinggal di Sumatera Barat.
Berdasarkan data Indek Desa Membangun (IDM) tahun 2022, saat ini ada sebanyak 28 desa dan nagari tertinggal di Sumatera Barat yang menjadi sasaran bersama untuk diangkat statusnya dari posisi tertinggal menjadi maju.
“Kita mendorong peran aktif dari bank pemerintah dan swasta melalui fasilitas dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit lainnya, untuk diperbantukan khusus kepada masyarakat di nagari tertinggal,” kata Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat memimpin rapat singkronisasi alokasi CSR Perbankan se Sumatera Barat di Ruang Rapat Istana Gubernuran, Kamis (19/1/2023).
Menurut Mahyeldi dengan keterlibatan perbankan di nagari tertinggal, diyakini akan memberi dampak positif bagi ekonomi masyarakat, menekan dominasi praktik rentenir serta dapat mempercepat pengentasan nagari/desa dari status tertinggal menjadi maju, inilah yang menjadi harapan dari salah satu program unggulan Pemprov. Sumbar tahun 2021-2026.
Di samping itu, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sumbar, Yusri menyampaikan terkait akses terhadap perbankan, saat ini sudah banyak tersedia layanan mobile di berbagai desa dan nagari di Sumatera Barat.
Namun untuk akses pembiayaan memang harus dilakukan di kantor induk, karena harus melalui berbagai tahapan-tahapan administrasi.
Ini perlu tersosialisasi secara jelas, termasuk dengan program pembiayaan apa saja yang tersedia, agar masyarakat dapat merencanakan sebelum berkunjung. (gp)